Selasa, 20 Desember 2011

KUMPULAN PUISI KARYA JULIANA. S

Pahlawan Keluarga


Ayahku sayang…
Engkau adalah pejuang
Untukku dan semua anggota keluarga
Hingga tak ternilai harganya
            Saat ayam mulai berkokok
            Dan dari hari masih dingin dan gelap gulita
            Engkau begitu cepat bergerak
            Berjuang untuk keluarga
Ayahku tersayang …
Tak pernahku sia-siakan
Walau hanya aral melintang
Akan ku wujudkan impian yang telah kau cita-citakan
            Tanganmu yang kokoh
            Dan kakimu yang tangguh
            Adalah tempatku bergantung
            Hingga aku bisa berkembang
Tak akan ku relakan air matamu
Membasahi pipi cekungmu
Akan selaluku beri yang terbaik untukmu
Karena engkau adalah pahlawanku
Pekanbaru, 29 November 2010





Guruku

Tak ada yang bisa kuberi untukmu
Selain terimakasih yang tulus dariku
Dan engaku adalah pahlawan
Meski tak ada bintang disematkan
            Cinta kasihmu yang tulus
            Tak akan pernah dapat kubalas
            Ilmu yang kau berikan begitu dahsyat
            Akan selalu menjadi penyemangat
Dulu aku hanyalah seorang anak yang tak berilmu
Sebelum kau bagi ilmumu untukku
Dan aku hanya kertas yang kosong
Sebelum engkau datang menolong
            Kau ajari aku hidup dengan ilmumu
            Kau beri aku keindahan yang tak ternilai
            Hingga tak dapat kuhitung lagi
            Semua yang telah kudapat darimu
Kau telah mengantar aku ke Terminal
Kau lambaikan tangan indahmu padaku
Hingga kurasa merasa kebal
Untuk menjalani hidupku
            Engkaulah pahlawan tanpa jasa
            Itulah gelar untukmu guruku
            Guru yang selalu berguna dan tak akan terlupakan
            Akan selalu hidup didalam hatiku
Pekanbaru. 29 November 2010


Ibu

Nasihatmu akan selalu kudengar
Laranganmu tak akan kulanggar
Karena engkau adalah ibuku
Ibu yang telah merawatku
            Sembilan bulan engkau membawaku
            Kemanapun jua engkau pergi
            Dan sakit yang telah kau rasai
            Tak pernah kau tagih padaku
Izinkan aku memelukmu ibu
Izinkan aku menciummu ibu
Aku merindukan belaianmu
Sebab saat ini aku jauh darimu
            Walau wajahmu menunjukkan rasa lelah
            Tapi tak pernah ku dengar kau mengeluh
            Dan aku sebagai anakmu
            Akan kuberikan yang terbaikmu
Engkau adalah segalanya untukku
Tanpamu tak akan bahagia hidupku
Karena kasihmu yang tak terhingga
Akan mendamaikan hatiku selamanya
            Ibu, aku sayang padamu
            Tak akan ku buat kau bersedih
            Itu janjiku padamu ibu
            Akan kubawa bintang kehidupan yang indah

Pekanbaru, 29 November 2010 





Kupu-kupu

Tubuhmu penuh dengan warna
Dan engaku tampak mempesona
Aku ingin seindah dirimu
Hingga semua orang mengagumimu
            Sayapmu terbentang kekiri dan kanan
            Alatmu untuk menelusuri dunia ini
            Dan ku yakin itu sangat menyenangkan
            Dan aku jua ingin memiliki
Warna tubuhmu yang indah
Dan hidupmu ditangkai bunga
Bisa menjadi penawar hati yang gundah
Penghantar senyum yang tiada duanya
            Walau tubuhmu terlihat mungil
            Namun kau sangat hebat
            Ku ingin agar kau tetap kekal
            Hingga kita bisa menjadi sahabat
Kupu-kupuku yang indah
Engkau akan selalu ada
Kupu-kupuku yang indah
Jangan pernah hilang dari mata
            Kupu-kupuku yang manis
            Tetaplah terbang diatas bunga-bunga
            Dan penghibur siapa sajaj
            Hingga tak ada duka dan tangis
Pekanbaru, 30 November 2010


Ibu dan Bapak Tani

Pagi hari kau pergi dari rumah
Membawa cangkul dipundak
Walau hari panas dan mentari yang cerah
Tidak akan membuatmu sesak
            Kau semai benih di sawah
            Kau olah sawah dengan cangkulmu
            Tak pernah mengeluh walau kau lelah
            Justru semakin mengeluh besar semangatmu
Kau rawat sawahmu dengan ikhlas
Sebab kau adalah pahlawan
Kau berusaha hingga padi menjadi beras
Dan namamu akan diabadikan
            Ibu dan bapak tani
            Itu sebutan untukmu
            Besar semangatmu tak pernah mati
            Demi membangun ibu pertiwi
Tanpa usaha dan kerja kerasmu
Tak akan makmur kehidupan
Sebab itulah wahai bapak dan ibu taniku
Engkau sangatlah kami butuhkan
            Terimakasih bapak dan ibu tani
            Atas keikhlasanmu selama ini
            Ku yakin Allah akan membahagiakanmu
            Karena engaku telah membagi kerja kerasmu

Pekanbaru, 30 November 2011
Kebesaran-Mu

Engkau ciptakan dunia ini
Dan kau hidupkan kami didalamnya
Engaku sediakan kebutuhan kami
Tinggal kami yang berusaha
            Lautan-Mu terbentang luas
            Hutan-Mu tumbuh begitu lebat
            Kami tahu itu semuau adalah milikmu
            Dan kami hanya meminta
Kau beri kami akal dan pikiran
Untuk menjadi makhluk mulia
Bermartabat disbanding makhluk lainnay
Sebab kami makhluk sempurna
            Walau bencana dimana-mana
            Tapi kami paham hal itu
            Kau beri teguran atas kelalaian kami
            Juga sebagai pembuktian kekuasaan-Mu
Terimakasih ya Allah
Atas semua nikmat- Mu ini 
Karena kepercayaan hanya kau penguasa
Disepanjang masa
Pekanbaru, 01 Desember 2010





Sahabat

Malam telah larut
Malam kian mencekam
Aku ingin dapat melihat
Namun begitu banyak yang menghambat
            Dadaku berdetak kencang
            Nafasku menderu dan beradu cepat
            Ku tahu kau tak akan datang
            Karena kita terpisah waktu dan tempat
Ku ingat dulu kau ada untukku
Tapi kini entah dimana
Bulan dan bintang menjadi saksiku
Aku ingin bertemu denganmu
            Kau adalah sahabat yang selalu kurindu
            Entah dimana kau kini
            Harapanku selalu ingin dapat bertemu
            Merajut hari-hari indah lagi
Masa lalu yang tak akan dapat kulupa
Karena kau sahabatku selamanya
Tempat ku dulu berbagi cerita
Baik suka dan duka
            Dimanapun kau kini
            Ku harap tak akan pernah lupa padaku
            Sebab aku mengingatmu selalu disini menanti
Dan tak akan ada kata berakhir untuk menantimu

Pekanbaru, 29 November 2010


Inikah Cinta

Wahai engkau sang angin
Dapatkah ku menitip pesan?
Atas perasaan yang menyesakkan hatiku ini
            Wahai engkau sang bulan
            Bolehkah aku berkirim senyum?
            Karena rindu yang kutahan
Oh Tuhan … apakah namanya ini?
Tak bisa aku menafsirkannya
Atau mungkinkah ini yang namanya cinta
            Wahai kau sang pujaan hati
            Adakah kau dapat mengerti?
            Akan perasaan hatiku ini
Cinta … oh cinta
Mengapa hanya itu yang rasa
Sementaraku ta tahu kau dimana
            Sekali aku sayang maka akan tetap ku sayang
            Hingga akan membawa anganku melayang
            Dan tak akan pernah bisa terbuang
Akan selalu kunanti dirimu
Entah sampai kapan?
Namun ku yakin kau akan datang padaku
            Rasa cinta dan sayang ini
Tak akan pernah bisa mati
Karena inilah mungkin cinta sejati
Pekanbaru, 01 Desember 2010

Sebelum Terlambat

Kala mata telah tertutup
Semua akan berubah menjadi gelap
Dan kala jantung tak berdetak
Semua akan terasa sesak
            Suara yang merdu tak akan terdengar
            Semua hilang hingga keakar
            Senyum yang dulu manis
            Kini telah meninggalkan tangis
Harta dan kedudukan yang kau banggakan
Semua kini telah engkau tinggalkan
Jangan sampai dunia menertawakanmu kawan
Atas semua yang telah kau lakukan
            Walau memohon ampun kepada sang pencipta
            Kini telah sia-sia belaka
            Karena kesempatanmu telah habis
            Dan yang hanya ratap tangis
Dan sebelum waktu itu datang
Mari kita saling mengingatkan
Dan jangan sampai penyesalan itu datang
Sebab tak akan ada yang tahan
            Ya Illahi Robbi …
            Tuntunlah kami dijalan lurus- Mu
            Bimbing kami memperbaiki diri
            Demi mengharapkan ridho san surga- Mu 

Pekanbaru, 30 Agustus 2010



Puasa

Haus dan lapar yang kurasa
Adakah kau merasakannya?
Menahan hawa dan nafsu
Hingga telah bergabung menjadi satu
            Bulan ini bulan mulia
            Yakin ramadhan yang tiada duanya
            Bulan pembawa berkah untuk semua
            Hingga patut mensyukurinya
Haus itu biasa
Lapar juga taklah mengapa
Akan kutahan semua itu
Demi mendapat rahmat dai-Mu
            Banyak yang bisa ku petik
            Karena kusada kini betapa aku rakus
            Begitu banyak orang yang lebih terdesak
            Karena menahan lapar dan haus
Hingga aku akan bisa saling berbagi
Kepada mereka yang lebih lemah
Sebab ini semua bukanlah milikku semata
Tuhan jualah pemiliknya

Pekanbaru, 25 Agustus 2010






Pemimpin Korup

Engaku adalah pemimpin untuk banyak orang
Yang berkuasa di wilayah ini
Tapi mengapa kau berdusta
Akan semua janji-janji manismu dulu
            Kau bilang akan memimpin dengan ikhlas
            Tapi mana bukti ucapmu
            Tuan lalaikan kepercaya kami
            Demi untuk kebahagiaanmu sendiri
Harta dan bendamu telah melimpah
Sampai rakyat jelata meronta-ronta
Tapi engaku semakin tak terkendalikan
Dan semakin tak punya perasaan
            Kau rampas hak rakyat
            Kau korup disetiap kesempatan
            Hingga semua rakyatmu akan melarat
            Dan mungkin sebentar lagi akan menjadi mayat
Tuan tak pantas memimpin
Sebab tuan telah terbutakan
Oleh harta dan kekuasaan tuan
Dan merubah keindahan menjadi kegelapan
            Ingatlah tuan sang pemimpin
            Bahwa hidup ini hanya sebentar saja
            Kelak tuan jua akan memakai kafan
            Hendaklah kiranya tuan bertaubat sebelum nanti menyesal


Pekanbaru, 01 Desember 2010



Narkoba

Engaku penjahat dunia
Dan selalu yang pertama
Engkau penghancur manusia
Terutama untuk remaja
            Kau janjikan sejuta mimpi
            Hingga membutakan mata hati
            Kau telah menghantar sebagian remaja
            Kepintu ambang neraka
Kau buai mereka dalam hayalan
Tetapi tanpa mereka sadar ajal
Betapa kejam dan nistanya dirimu
Hingga menghancurkan kehidupan yang damai
            Aku membencimu
            Hingga akhir hayatku
            Tak akan pernah aku menyentuhmu
            Karena kau dimataku adalah sampah
Kau sangat kotor dan menjijikkan
Jika membawa kehancuran
Ku ingin kau punah dari dunia
Bukan hanya saat ini tapi untuk selamanya

Pekanbaru, 01 Desember 2011
Cintaku

Saat kutatap langit yang cerah
Seolah engkau berada disana
Terang bulan malam itu
Seolah penanda senyummu yang manis
            Kerlip bintang yang bertaburan
            Dan semilir angin yang berhembus
            Terbayang olehku engkau melambai
            Dan angin seolah mengahantar harummu
Tak ingin rasanya waktu berputar
Karena aku tak ingin kau pergi dariku kasih….
Aku ingin selalu berada di sisimu
Merajut kasih dan asmara bersama
            Aku sangat semangat saat bayanganmu datang
            Seolah kau ada di sampingku
            Degup jantungku akan berdetak lebih kencang
            Aku bahagia dengan perasaan ini
Terimakasih Tuhan atas semua ini
Masih kau izinkan ia di hatiku
Dan akan selalu kujaga untukmu
Dan selalu abadi dalam hati dan hidupku
Pekanbaru, 1 Desember 2010



Perasaanku

Hati yang dulu gersang
Kini telah dihadiri kumbang
Rindu yang lama kubendung
Kini perlahan telah berkurang
            Senyum yang tak bermakna
            Telah berubah menjadi sempurna
            Dulu kau jauh di mataku
            Kini telah dapat kulihat bersama cintamu
Dulu tak dapat kurasakan
Dan dulu terasa biasa saja
Jarak dan waktu adalah penhalang kita dulu
Dan tak ingin kau pergi dari sisiku lagi
            Engkau begitu menawan
            Bak mentari yang tak bosan bersinar
            Betapa bahagianya hatiku
            Ketika dapat kutatap senyummu
Tuhan….
Ridhoilah cintaku ini
Beri keindahan itu padaku
Bersama seseorang yang sangat kucintai
Tidak hanya sekarang tapi selamanya
Pekanbaru, 1 Desember 2010
Anak Durhaka

Hidupnya susah dan sedih
Sebab dia anak yatim
Tak berayah dan berharta
Namun ada ibu yang menyayanginya
            Usianya semakin bertanbah
            Pikirannya semakin maju
            Lumrahnya seorang manusia lainnya
            Dia juga ingin hidup bahagia
Berbekal dengan tekad yang kuat
Ia ingin pergi merantau jauh
Walau ibu yang malang iu bersedih
Namun ia merelakannya jua
            Sebab usaha dan kerja keras yang tulus
            Anak itu telah berhasil
            Dan hidup bahagia dengan putri saudagar kaya
            Hingga hidupnya terasa sempurna
Namun sayang seribu kali sayang
Ia lupa seseorang di masa lalunya
Wanita tua yag memprihatinkan
Karena usianya yang semakin tua
            Saat hijrah dengan kapalnya
            Iapun bersanding dengan istri jelita
            Wanita itu melihat dengan bahagia
            Namun hanya sekejap senyum ibu tua itu
Anak durhaka yang akan dimurka
Itu sebutan yang telah diberi
Sebab malu mengakui ibunya sendiri
Gengsi telah menguasai jiwa dan hatinya
Do’a tulus seorang ibu yang teraniaya
Terdengar oleh sang pencipta
Hingga sekelip mata harta bendanya tak berarti
Karena balasan tela datang padanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar